Senin, 10 Oktober 2011

CAHAYA MATA

Beberapa hari terakhir ini aku merasakan lelah hati yang luar biasa. Seperti biasa, istriku, orang yang seharusnya menjadi sandaran bathinku, justru menjadi beban hati yang teramat berat. Tak pernah sedikit pun mau mengerti. Apalagi mau tahu keadaanku. Yang dia tahu hanya uang..uang..dan uang.

Setiap sholat, aku selalu memohon pada Allah agar diberikan ketabahan dalam menjalani hidup ini. Terutama anak-anakku. Karena dia sama sekali tidak memperhatikan kebutuhan jiwa anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Yang dia pikirkan hanyalah kepentingan dan keinginan dia pribadi.

Keras.. sangat keras hatinya..

Ya Allah...

Rasanya, umurku tidak akan lama lagi bila kehidupanku berlangsung seperti ini setiap waktu. Aku merasakan cahaya mataku kian meredup.

Ingin rasanya menyaksikan anak-anakku tumbuh dewasa. Menikah. Menikmati masa depan yang cerah.

Alangkah indahnya masa itu.. ya Allah...

Tapi sepertinya itu hanya anganku yang utopis. Semu. Sulit terwujud. Bagi..

Anak-anakku akan tumbuh dewasa. Mereka pun akan bahagia dimasa depan.

Tapi sepertinya, aku tak akan dapat menyaksikan itu. Umurku tidak akan sepanjang itu. Bukan bermaksud mendahului takdir Tuhan. Tapi aku benar-benar merasakan cahaya mataku yang kian meredup..

Sebagai ayah, aku hanya bisa berdo’a, semoga Allah merahmati hidup mereka dan memberkahi masa depan mereka..

Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar